BUBARKAN PERUSAHAAN DAERAH ?
Dr.H.Zainal
Asikin,SH,SU
A.Pengantar
Daerah memang butuh
dana untuk pembiayaan pembangunan baik yang bersumber dari
berbagai jenis pajak dan pungutan
, retribusi, perjanjian bagi hasil
maupun sumbangan lain yang
syah. Tidak cukup sampai
disini, daerah juga
boleh mendirikan perusahaan daerah agar menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih progresif. Untuk itu maka daerah boleh mendirikan Perusahaan Daerah. Kata boleh, artinya tidak wajib, karena
mendirikan Perusahaan Daerah tentunya memerlukan modal yang besar dari daerah (baik urunan dari para bupati sebagai saham/ inbreng). Oleh sebab itu bagi daerah tentunya harus
selektif dalam mendirikan suatu perusahaan daerah, karena
tujuan mendirikan perusahaan daerah adalah
untuk mencari keuntungan. Seperti dikatakan oleh akhli sosiologi hukum John Thibaut
dan Harold Killey
dengan teori pertukaran sosialnya bahwa
didalam bisnis terdapat hubungan interpersonal transaksi dagang untuk
mengharapkan suatu keuntungan. Dalam konteks
berbisnis melalui perusahaan
daerah ( Badan Usaha Milik
Daerah), maka dibutuhkan
hubungan interpersonal yang
memahami persoalan bisnis,
memiliki kemampuan interpersonal dalam transaksi dagang, memiliki
interpersonal karakter dan
mentality dalam bisnis dan memiliki
interpersonal seni (art) dalam berbisnis.
Membangun usaha dengan
modal uang saja tanpa
kemampuan interpersonal tersebut maka sama halnya dengan
menyuruh orang yang tidak bisa berenang di
samudra lepas.
Saat ini
di Nusa Tenggara
Barat terdapat beberapa
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
bahkan hampir semua
Kabupaten berkompetisi mendirikan
perusahaan daerah. Tapi
hampir semua perusahaan
daerah itu tidak membawa
keuntungan. Dari puluhan perusahaan
daerah itu hanya
2 yang membawa keuntungan yaitu
“ Perusahaan Daerah Air Minum Menang “
dan “ Bank Pembangunan Daerah NTB
yang berubah menjadi
PT. Bank NTB “. Pertanyaannya
ialah mengapa hanya 2 perusahaan daerah
itu yang membawa keuntungan sedangkan
yang lainnya merugi ?
Kenapa harus tetap
memelihara perusahaan yang
rugi ?
B,
Binsi Daerah Yang Merugi
Salah satu perusahaan daerah
yang usianya lebih dari
25 Tahun adalah
Perusahaan Daerah Gerbang Emas
yang dulu namanya PD.Wiyasa
Yasa. Perusahaan ini dengan
usia yang lama ternyata tidak pernah membawa keuntungan, dan anehnya meskipun rugi
tetap saja dipelihara,
disuapi, dimanjakan, diberikan dana
milyaran setiap tahun dari APBD, dan tidak pernah sekalipun di kritisi oleh
DPRD untuk dibubarkan. Artinya
jika suatu bisnis setiap tahun
merugi (selama lebih dari 25 tahun),
kenapa harus tetap dipelihara, bukankah
hal itu merupakan pemborosan uang rakyat ?
Hanya DPRD dan Eksekutif yang faham
mengapa hal ini dibiarkan. Yang
jelas bahwa melakukan bisnis
dalam waktu yang cukup lama yang dimodali uang rakyat dan
kemudian menderita kerugian terus menerus, maka ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu yang “ bodoh “ dalam
konteks bisnis, yaitu yang bodoh kemungkinan pemiliknya (PEMDA) yang tidak sadar sadar melakukan bisnis merugi.
Kedua yang bodoh kemungkinan adalah pengelolanya ( direktur, menejer dan
menejemennya). Betapa bodohnya kita
berbisnis dengan dana milyaran rupiah setiap tahun tapi tidak pernah
untung, padahal dengan jual pulsa saja maka kita bisa untung, katakanlah
dengan menjual pulsa Rp.20.000 maka kita
dapat untung Rp. 3000.- Artinya hanya
dengan jualan pulsa saja Rp.
1000.000.000 ( satu milyar rupiah) maka anda dapat untung Rp.
150.000.000,- Nah kenapa PT Gerbang Emas
tidak untung ? Ini persoalan serius, pasti
ada yang tidak beres dan pasti ada yang bodoh. Atau
meminjam istilah temen saya yang
menggeluti bisnis kambing di Majeluk
bahwa setiap ekor kambing
dengan harga Rp 800.000
perekor memperoleh untung Rp.100.000, maka jika dengan modal 1 Milyar
akan memperoleh untung paling kurang
Rp.100 juta rupiah….! Pertanyaannya mengapa bisnis Perusahaan Daerah
yang dilakukan Gerbang Emas sejak dulu selalu rugi ?
Dalam pengamatan saya bertahun tahun bahwa “
kebodohan : dalam pengelolan Perusahaan Daerah itu lebih banyak berada di
tangan menejer/ direktur atau pengelola,
karena hampir berpuluh puluh
tahun dikelola oleh orang orang yang tidak punya latar bisnis sehingga tidak memiliki kompetensi mengelola
perusahaan. Dulu dan sampai sekarang
perusahaan Daerah Gerbang Emas, kalau tidak dipimpin oleh pegawai negeri (birokrasi), maka dia akan dia akan dipimpin oleh para
politisi yang tidak punya latar
pedagang, atau dipimpin oleh pensiunan birokrat
yang masih ada hubungan
kekerabatan. Jadi jelaslah dengan latar belakang manajemen pengelolaan seperti betapa mustahilnya
perusahaan daerah bisa dikelola
secara maksimal dan mendapatkan keuntungan.
Kegagalan dan kerugian yang diderita
oleh perusahaan daerah di NTB disebabkan oleh tidak jelasnya bisnis yang akan dilakukan atau difokuskan. Dulu PD.Wiyasa Yasa mencoba berbisnis “Pacul, Skop dan sejuenisnya” tanpa pernah memperhitungkan bahwa pacul dan skop buatan Cina lebih murah ketimbang buatan
Lombok, walhasil bisnis ini gagal.
Kemudian bisnis perusahaan daerah ini
berubah ubah baik dari bisnis perbengkelan, mencoba merakit mesin, dan
sampai membuat batako. Kenapa bisa beralih alih ?
Jawabnya mudah , karena memang perusahaan ini tidak punya
bisnis oriented dan tidak memiliki sumber daya manusia yang menunjang sehingga terjadilah bisnis tambal sulam. Ketika
berbisnis bengkel maka perusahaan
mencoba mempekerjakan “ montir “ dari luar
dan sewaktu waktu montir itu
kabur kalau tidak cocok. Ketika
berbisnis membuat mesin kompor batubara, maka sang karyawan lari membawa ilmu dan design mesin dan mendirikan usaha
sendiri. Demikian terus menerus
jika perusahaan tidak memiliki satu orientasi bisnis.
Kebodohan kebodohan it uterus berlangsung tanpa pernah ada kesadaran
untuk melakukan refleksi secara menyeluruh terhadap orientasi bisnis yang dilakukan
oleh perusahaan daerah.
Oleh sebab itu berdasarkan pengalaman yang 25 tahun merugi itu maka tidak ada alas an untuk
memelihara sebuah perusahaann yang merugi selain “ membubarkannya “. Sebab
menghambur bermanfaat maka adalah perbuatan dosa. Tapi
kalau pemerintah daerah (DPRD dan
Gubernur) tidak mau membubarkannya, maka
tentunya harus ada tindakan untuk
melakukan refitalisasi dan melakukan
reformasi menyeluruh terhadap
“organ perusahaan, menejemen, dan orientasi bisnis “.
C. Mencari Dahlan Iskan NTB
Jika kegagalan bisnis Perusahaan
Daerah disebabkan oleh ketidak berdayaan
para pengelolanya yang tidak professional
( karena memang bukan dari kalangan pebisnis), maka salah satu upaya yang harus
dilakukan (jika Perusahaan Daerah tidak
dibubarkan), maka kita harus menyerahkan
pengelolaan perusahaan daerah itu pada “ Dahlan
Iskan Dahlan Iskan NTB “ yang banyak bertebaran di berbagai
tempat. Sebenarnya kita memiliki orang
orang hebat dan jago berbisnis, sebut saja
Farid Amir dan Hizzat Husein (
yang hebat dibidang Property), Darmawan Bhakti ( yang sukses mengelola bidang
pendidikan swasta), Ismail Husni (
piawai bisnis media), Azis Bagis (
suskses bisnis Swalayan), Malik Salim
(sukses menakodai New Mount) dan masih banyak lagi orang orang hebat NTB yang mampu berbisnis. Mereka mereka itu adalah bisnisman sejati
yang tidak terkait dengan politik dan birokrasi
sehingga jika Pemda punya niat
membenahi Perusahaan Daerah maka DPRD dan Gubernur gampang saja…, undang beliau beliau itu,
minta tolong dan mohon kesediaannya
untuk membantu daerah ini merintis bisnis yang bisa menguntungan sehingga bisa
menambah PAD.
Serahkan kepada “ Dahlan Iskan NTB “
itu untuk merintis bisnis yang disamping
membawa keuntungan, tapi bisa
juga membawa prospek yang berskala nasional. Bayangkan saja, jika perusahaan penerbangan “Lion Air “ didirikan oleh seseorang dengan 1 ( sebuah) pesawat kreditan dan sekarang menjadi maskapai
penerbangan yang mendunia, mengapa
NTB yang punya modal tidak berani
bisnis yang lebih bagus ketimbang berkutat dengan bisnis yang
tidak jelas dan selalu gagal\. Hanya satu keberhasilan perusahaan daerah
PD.Wiyasa Yasa ialah keberhasilan
merubah rubah nama yang sampai saya lupa sudah berapa kelai dirubah, karena
setiap ganti gubernur ganti nama.
Jika
DPRD dan Gubernur NTB serius ingin membenahi Perusahaan Daerah, dan para
bupati juga ingin membenahi perusahaan daerahnya yang terus merugi, maka
berikan kesempatan kepada Dahlan Dahlan
Iskan NTB itu mengelolanya, bukan diserahkan kepada orang orang yang sama
sekali tidak pernah berbisnis, dan orang
orang kebetulan dekat dengan pusat kekuasaan maka menjadi direktur dadakan yang
sama sekali tidak memiliki visi dan missi
bisnis.
Marilah sedikit mencontoh PDAM Menang yang mulai meraup keuntungan milyaran
rupiah , yang lebih besar
dari PT.Bank NTB setelah
ditangani oleh orang orang yang professional, orang yang benar benar memahami
persoalan perusahaan air minum , setelah lama stagnan ketika dipimpin oleh orang orang birokrasi (Pegawai
Negeri Sipil). Jadi membuat Perusahaan
Daerah janganlah dianggap hanya sebuah “
mode atau gagah gagahan “ yang sekedar tempat penampungan teman, kolega, rekan
yang separtai, sedarah, senasib dan seperjuangan.
kita juga punya nih jurnal mengenai Laba atau Rugi perusahaan, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3468/1/JURNAL%20_21205189__2.pdf
BalasHapussemoga bermanfaat yaa :)
ini kisah nyata saya . . . .
BalasHapusperkenalkan nama saya zalinah aruf, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.
Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud
saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren shohibul Qur’an. dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada K.h. Muh. Safrijal atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>KLIK SOLUSI TEPAT DISINI<<<<<<<<<
Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin..